– Praktisi kesehatan mengecam kejadian viral dokter koas dipukuli hingga bonyok di Palembang.
Profesor Erlina Burhan, seorang ahli paru, adalah penyedia salah satunya. Dia mengklaim bahwa dokter koas itu sudah cukup dewasa sehingga tidak perlu meminta bantuan orang tua untuk tanggung jawab jaga malam.
Lihat Juga: Penyesalan Datuk Tersangka Penganiayaan Dokter Koas di FK Unsri Palembang
Koas tidak lagi memerlukan perhatian seperti anak-anak. Prof Erlina Burhan menyatakan, dikutip dari akun X pribadinya @erlinaburhan, Minggu (15/12/2024), bahwa mereka adalah bagian penting dari tim medis yang sudah cukup dewasa untuk memahami dan menjalankan tugas mereka.
Dengan demikian, tidak perlu melibatkan orang tua untuk urusan jaga malam.
Dia juga menjelaskan bahwa kewajiban para koas, dokter muda, dan bahkan PPDS termasuk menjaga jadwal, baik di waktu kerja maupun libur. Ini bukan hal baru, tetapi merupakan risiko bagi mereka yang memilih profesi ini.
Oleh karena itu, Prof Erlina menyatakan bahwa sangat menyedihkan peristiwa kekerasan terhadap koas seperti yang terjadi di Palembang.
Dia mengatakan, “Para koas itu seharusnya mendapat dukungan, bukan perlakuan kasar.”
Dia kemudian menyatakan, “Maka sungguh ironis, di tengah tekanan yang berat, ada yang tega memukuli koas, ketua kelompok yang telah mengorbankan waktu dan tenaga, menjalani rotasi dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab.”
Sebagai sesama tenaga medis, kita seharusnya saling menjaga, saling mendukung, dan memperlihatkan empati satu sama lain. Sikap seperti ini akan jauh lebih bermanfaat daripada saling menyakiti, kata Prof Erlina.
Dokter Dicky Budiman, seorang praktisi kesehatan, juga menyatakan pendapat serupa. Menurutnya, tindakan pemukulan yang dilakukan terhadap dokter muda adalah hal yang sangat memprihatinkan.
Dr. Dicky mengatakan bahwa kejadian ini menunjukkan bahwa Lady kurang memahami etika profesional karena melibatkan pihak luar dalam menjalankan tugasnya sebagai koas.
“Kehadiran ibu dan sopir menunjukkan bahwa Lady, si dokter muda, tidak memahami etika profesional. Dr. Dicky mengatakan bahwa hal seperti ini dapat merusak kepercayaan publik terhadap profesi kedokteran.